Kompas TV regional berita daerah

Miris, Begini Dampak Petani Milenial di Indonesia yang Cuma 3 Persen

Kompas.tv - 24 Oktober 2020, 10:13 WIB
miris-begini-dampak-petani-milenial-di-indonesia-yang-cuma-3-persen
Ilustrasi petani di sawah (Sumber: kompas.com)
Penulis : Switzy Sabandar

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Saat ini jumlah petani di Indonesia sekitar 33 juta orang. Namun, petani milenial yang lulus dari perguruan tinggi hanya sekitar tiga persen.

“Sebagian besar petani di Indonesia sudah masuk usia lanjut dan lebih dari 70 persen hanya lulusan SD,” ujar Dedi Nursyamsi, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian, dalam webinar bertajuk Strategi Pengembangan SDM dan Regenerasi Petani’ yang diselenggarakan Fakultas Pertanian UGM beberapa waktu lalu.

Menurut Dedi kondisi demikian mempersulit mencapai tujuan pembangunan pertanian, penyediakan pangan untuk masyarakat, menyejahterakan petani, serta menggenjot pasar ekspor. Ia merasa miris dan perlu upaya lebih serius untuk menangani persoalan sumber daya manusia (SDM) petani ini.

Baca Juga: BPTP Sulut Dampingi Petani Milenial

Ia tidak menampik, tantangan terbesar saat ini adalah mengajak pemuda untuk terjun ke dunia pertanian. Pertanian yang belum menjanjikan kesejahteraan membuat petani milenial yang memiliki kompetensi dan berdaya saing sulit didapat.

“Jumlah pengusaha muda sektor pertanian juga relatif kurang,” ucapnya.

Ia menyebutkan, sejumlah upaya ditempuh pemerintah untuk meningkatkan SDM petani melalui menumbuhkembangkan wirausaha muda pertanian, penyiapan calon pekerja sektor pertanian yang memiliki kompetensi, penguatan kelembagaan penyuluhan, serta membangun jejaring kerja sama perbankan, lembaga penelitian, dan swasta.

Guru Besar Departemen Sosial Ekonomi Pertanian UGM Sunarru Samsi Hariadi, mengungkapkan jumlah angkatan kerja di bidang pertanian dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan. Berdasarkan data BPS, pada 2014 jumlah angkatan kerja pertanian mencapai 34 persen, lalu turun 31,9 persen pada 2017 dan menjadi 29,5 persen pada 2019.

“Regenerasi petani terancam jika tidak segera ditangani,” tuturnya.

Baca Juga: Petani Milenial di Sikka Kembangkan Sistem Irigasi Tetes Gunakan Smartphone

Wirausahawan muda yang bergelut di bidang pertanian Ahmad Shofi, lebih optimistis memandang dunia pertanian saat ini. Ia berpendapat akses ilmu dan teknologi bidang pertanian sekarang terbuka lebar karena akses informasi di internet.

“Citra psikologis pertanian juga semakin baik,” kata Ahmad.

Ia mencontohkan, saat ini tumbuh gaya hidup urban dengan adanya kelompok petani milenial virtual yang menekuni pertanian urban farming, hidroponik, akuaponik, dan permakultur.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x