Kompas TV internasional kompas dunia

Prancis Dilanda Gelombang Kedua Covid-19, Perdana Menteri: Situasinya Gawat

Kompas.tv - 23 Oktober 2020, 02:33 WIB
prancis-dilanda-gelombang-kedua-covid-19-perdana-menteri-situasinya-gawat
Beberapa warga Prancis yang akan melintasi perbatasan Prancis dan Spanyol terlihat memakai masker, Kamis (22/10/2020) (Sumber: Associated Press)
Penulis : Tussie Ayu

PARIS, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Prancis Jean Castex mengumumkan perpanjangan diberlakukannya jam malam di Perancis, Kamis (22/10/2020). Pemberlakuan jam malam dilakukan untuk menekan penyebaran virus corona yang tengah memasuki gelombang kedua di negara tersebut.

Jam malam yang diberlakukan di delapan wilayah Prancis pekan lalu, termasuk Paris dan sekitarnya, diperpanjang mulai Jumat tengah malam. Wilayah pemberlakuan pun diperluas menjadi 38 wilayah di seluruh Prancis. Aturan ini akan berlangsung selama enam minggu dan setelah itu akan dievaluasi.

"Di Prancis, seperti di mana pun di Eropa, tengah mengalami gelombang kedua virus corona," kata Castex pada konferensi pers seperti dilansir dari the Associated Press.

Baca Juga: Covid-19 di Spanyol Tembus 1 Juta Kasus

Perpanjangan ini berarti, sebanyak 46 juta dari 67 juta orang yang tinggal di Prancis akan berada di bawah aturan jam malam.

Menurut Perdana Menteri Prancis, jumlah kasus Covid-19 meningkat dua kali lipat dalam 15 hari terakhir.

“Situasinya gawat,” kata Castex.

Lebih dari 34.000 orang telah meninggal di Prancis sejak dimulainya pandemi. Jumlah ini merupakan salah satu jumlah kematian tertinggi di Eropa. Jumlah kasus yang dilaporkan setiap hari mencapai sekitar 30.000 kasus.

Perdana Menteri mengatakan tingkat hunian tempat tidur rumah sakit nasional sekarang mencapai lebih dari 44 persen di empat wilayah, termasuk Paris. Selain itu, lebih dari setengah kapasitas tempat tidur di unit perawatan intensif telah diisi oleh pasien Covid-19.

Beberapa menteri ikut bergabung dengan Perdana Menteri Castex pada konferensi pers. Pemerintah Prancis saat ini mempersiapkan warga untuk tetap di rumah dan menyiapkan kebutuhan warga lainnya seperti untuk memakai masker ketika ke luar ruangan.

Prancis telah menggunakan pendekatan yang ketat untuk menekan laju penyebaran virus. Di beberapa daerah yang sebelumnya tidak diberlakukan jam malam, belum mencapai tingkat infeksi yang tinggi. Namun di daerah-daerah itu, kini tetap diberlakukan jam malam sebagai langkah pencegahan.

Baca Juga: Sama-sama Dilanda Covid-19, AS dan Eropa Gunakan Kebijakan yang Kontras

"Minggu-minggu ke depan akan sulit dan jumlah korban tewas akan meningkat," katanya.

Menteri Kesehatan Prancis Olivier Veran menyebut laju penyebaran virus di Prancis mengkhawatirkan, meskipun tidak secepat sebelumnya. Peta wilayah yang akan diberlakukan jam malam menunjukkan bahwa infeksi menjangkau ke luar kota besar dan ke daerah yang berpenduduk sedikit, atau bahkan perdesaan.

“Tempat tidur ICU merupakan tantangan besar”, kata Menkes Prancis.

Baca Juga: Eropa Dilanda Rekor Covid-19, Aturan Baru Diberlakukan

Prancis telah meningkatkan tempat tidur ICU dari 5.100 menjadi 5.800. Namun jumlah ini dapat ditambah dengan cepat menjadi 7.700 tempat tidur untuk mengobati pasien COVID-19.

Pasien yang telah menjadwalkan tindakan operasi, terpaksa harus menundanya untuk mengosongkan tempat tidur rumah sakit.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x