CIREBON. KOMPAS. TV, - Kondisi itu dirasakan oleh tawa, salah satu petambak garam asal Desa Waruduwur Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon.
Dia tidak dapat berbuat banyak menghadapi kondisi garam seperti saat ini
Pria yang sudah menjadi petambak sejak kecil ini mengaku terpaksa tetap beraktivitas memproduksi hingga memanen garam, padahal dia tahu bahwa garam hasil panen kemarau beberapa bulan llau dan juga garam tahun kemarin masih menumpuk
Tawa menyebut garam miliknya pun masih menumpuk sekitar 5 ton garam itu merupakan hasil panen pada tahun lalu 2019 sebagian lainnya hasil panen beberapa hari ini
Tawa menyampaikan penumpukan garam hasil petambak garam lokal ini diduga terjadi karena imbas corona akibatnya sebagian perusahaan yang menggunakan garam mengurangi jumlah atau bahkan menghentikan penyerapan garam.
Menumpuknya garam dan juga minimnya penyerapan membuat harga garam kian merosot, bahkan harga garam di lokasi hanya 200 rupiah perkilogram.
Untuk lebih tahu berita terup date seputarJawa Barat, bisa klink link di bawah .
IG :https://www.instagram.com/kompastvjabar/
Youtube :https://www.youtube.com/c/kompastvjaw...
Twitter :https://www.twitter.com/kompastv_jabar/
Facebook :https://www.Facebook.com/kompastvjabar/
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.