Kompas TV regional berita daerah

Titik Terang untuk Ibu dan Anak di Kulon Progo yang Tinggal dengan Sampah dan Kotoran Manusia

Kompas.tv - 13 Oktober 2020, 21:27 WIB
titik-terang-untuk-ibu-dan-anak-di-kulon-progo-yang-tinggal-dengan-sampah-dan-kotoran-manusia
Heri (63), warga Pedukuhan Dlaban, Desa Sentolo, Sentolo, Kulon Progo, Yogyakarta saat menceritakan kondisi ibu dan anak yang tinggal di kamar penuh kotoran dan sampah sejak ditinggal sang kepala keluarga. (Sumber: KOMPAS.COM/DANI)
Penulis : Switzy Sabandar

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Ada secercah harapan untuk ibu dan anak di Kulon Progo yang hidup dengan kondisi memprihatinkan. Bu Kadi (60) dan Fitri (19), warga Pedukuhan Dlaban, Desa Sentolo, Kecamatan Sentolo ini akhirnya ditangani oleh Dinas Sosial Kulonprogo.

Keduanya dibawa ke RS Ghrasia Pakem pada Senin (12/10/2020) sekitar pukul 15.30 WIB. Mereka akan menjalani assessment selama 45 hari untuk supaya diketahui kondisi psikisnya.

“Mereka kooperatif saat dijemput ambulans puskesmas, mau mandi dan berjalan sendiri,” ujar Irianto, Kepala Dinas Sosial Kulon Progo.

Baca Juga: Akhirnya Umat Hindu di DIY Punya Krematorium Sendiri

Dinas Sosial Kulon Progo juga berkoordinasi dengan SLB di Sragen. SLB itu adalah panti untuk anak milik Kementerian Sosial. Setelah assessment selesai, kemungkinan besar Fitri akan dititipkan ke panti itu.

“Untuk usia 19 tahun masih dimungkinkan sekolah,” ucap Irianto.

Kisah tentang ibu dan anak ini membuat banyak orang tersentak. Bagaimana tidak, sepeninggal Sukadi, sang kepala rumah tangga, Bu Kadi dan Fitri tinggal berdua di sebuah kamar yang penuh dengan sampah dan kotoran manusia.

Mereka tidak mau keluar dari kamarnya. Kata seorang pekerja sosial fungsional Dinas Sosial Kulon Progo, Bu Kadi mengalami gangguan penglihatan dan Fitri lebih banyak diam karena mengalami kesulitan berkomunikasi.

Baca Juga: Uji Alat Deteksi Covid-19 GeNose Buatan UGM Sudah Sampai Mana?

Kondisi ibu dan anak itu membuat keduanya sulit mengurus diri sendiri. Sukadi, yang biasanya mengurus anak dan istrinya, sudah meninggal karena sakit paru-paru.

Bu Kadi dan Fitri hanya berdiam di dalam kamar. Seluruh aktivitas dilakukan di kamar, mulai dari makan sampai buang air kecil dan besar.

Warga sekitar mengirim makanan setiap pagi secara bergantian. Namun, tidak ada yang berani memandikan ibu dan anak itu. Pekerja sosial yang mencoba mengajak keduanya untuk mandi juga kesulitan karena mereka justru menangis.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.