Kisah Guru Honorer Pemberdaya Lansia

JAKARTA, KOMPAS.TV - David Mauli Niam seorang Guru Honorer  MTS Negeri 4 Kabupaten Demak, Jawa Tengah, gigih memperjuangkan nasib para lansia.

Meski dengan gaji minus, David memberdayakan lansia di kampungnya untuk membantu membuat kerajinan kerajinan pot dari limbah sabut kelapa, agar bisa mendapat penghasilan.

Sudah menjadi rahasia umum, gaji guru honorer sangat terbatas atau mungkin pas pasan untuk mencukupi kebutuhan hidup.  

Inilah yang juga dialami David Mauli Niam, seorang guru honorer di MTS Negeri 4 Kabupaten Demak Jawa Tengah. Selama mengajar 6 tahun, penghasilan yang dia dapatkan jauh dari kata layak, untuk menghidup istri dan 1 orang anak.

Namun dengan keterbatasan itu, nyatanya David justru bisa memberdayakan enam lansia di kampungnya desa cangkring kecamatan karang anyar demak jawa tengah. Dengan meminjam uang koperasi 35 juta rupiah sejumlah lansia diberdayakan untuk membuat pot bunga dari sabut kelapa.

Satu pot bunga dihargai 1500 rupiah. Setiap lansia terkadang mendapat upah 150 ribu rupiah. Angka yang dinilai cukup untuk pegangan lansia apalagi di tengah pandemi.

Pemkab demakpun siap untuk mendukung permodalan bagi pemberdayaan lansia yang digagas David.

ke depannya pengembangan kerajinan serabut kelapa itu akan dikreasikan membuat peci.

David pun berharap, ada manfaat dan berkah dari upaya pemberdayaan yang ia lakukan.