Kompas TV nasional politik

AHY: RUU HIP Mengancam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Kompas.tv - 25 September 2020, 23:01 WIB
ahy-ruu-hip-mengancam-kehidupan-berbangsa-dan-bernegara
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat menghadiri kampanye akbar pasangan Calon Gubernur Sulawesi Tenggara, Rusda Mahmud dan LM Safei Kahar, di lapangan lembah hijau Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, Kamis (3/5/2018) sore. (Sumber: KOMPAS.COM/Defriatno Neke)
Penulis : Johannes Mangihot

JAKARTA, KOMPAS.TV – Keberandaan RUU Haluan Idiologi Pancasila (HIP) dinilai mengancam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menilai tanpa disadari keberadaan RUU HIP telah memperkeruh situasi krisis saat ini.

Ia juga mengingatkan pemerintah lebih fokus pada penanggulangan pandemi Covid-19 tanpa membuat masalah lain yang dapat mengancam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Baca Juga: Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo: Apabila RUU HIP Diketok akan Terjadi Pertumpahan Darah

“Kami memang menolak RUU HIP, karena menimbulkan kontroversi yang tinggi, dan bisa memecah belah persatuan bangsa. Partai Demokrat, menjunjung tinggi Pancasila sebagai dasar negara, yang telah dirumuskan oleh para pendiri republik, dan dicantumkan dalam konstitusi kita,” ujar AHY saat pidato HUT Partai Demokrat, Jumat (25/9/2020).

Lebih lanjut AHY juga mengingatkan kader Partai Demokrat akan adanya ancaman penyimpangan dan kemunduran kualitas demokrasi, sebagaimana yang terjadi, di sejumlah negara.

Harus diakui, fenomena kebebasan sipil di Indonesia semakin rapuh, eksploitasi politik identitas, membuat masyarakat terbelah.

Serta ruang politik digital, terasa lebih sesak akibat provokasi, hoax, kebohongan, dan ujaran kebencian, yang melampaui batas.

Baca Juga: Selamat Tinggal RUU HIP, Selamat Datang RUU BPIP

AHY menegaskan setiap warga negara memang memiliki hak untuk menyampaikan pendapat dan aspirasi. Namun, hak tersebut harus digunakan secara bertanggung jawab.

Di sisi lain, negara wajib mendengarkan suara rakyatnya, termasuk kritik dan pendapat yang berbeda.

Jika pemerintah, baik pusat maupun daerah mau mendengar rakyatnya, maka rakyat, juga akan menghormati dan mencintai pemimpinnya. 

“Jangan karena kita tidak tahan menghadapi kritik, lalu kebebasan sipil dibatasi dan kualitas demokrasi kita korbankan. Kritik dari masyarakat adalah ekspresi kepedulian rakyat terhadap pemimpinnya dan kecintaan rakyat terhadap negaranya. Rakyat ingin negara, pemerintah dan para pemimpinnya sukses. Mari dengarkan suara rakyat,” ujarnya.

 



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x