Kompas TV nasional kesehatan

Mengenal GeNose Buatan UGM, Alat Deteksi Covid-19 Lewat Hembusan Nafas

Kompas.tv - 25 September 2020, 10:16 WIB
mengenal-genose-buatan-ugm-alat-deteksi-covid-19-lewat-hembusan-nafas
(Sumber:dok.Humas UGM )
Penulis : Zaki Amrullah

Di tengah pandemi Covid-19, para akademisi dan peneliti UGM membuat sejumlah alat yang bisa mendeteksi infeksi ini lebih cepat. Salah satunya, alat yang diberi nama Genose.

Alat ini mampu mendeteksi Covid-19 lewat hembusan nafas. Harapannya, GeNose bisa menggantikan peran uji PCR.

GeNose lahir dari semangat gotong royong tim ahli lintas bidang ilmu di UGM, Eng Kuwat Triyana (FMIPA), Dian Kesumapramudya Nurputra (FKKMK), Ahmad Kusumaatmaja (FMIPA), Mohamad Saifudin Hakim (FKKMK), serta para Mitra industri strategis.

"Di dunia ini sudah ada tiga negara yang mengembangkan, yakni Amerika, Israel, dan Indonesia," ujar Ali Ghufron Multi, Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19, Jumat (25/9/2020).

GeNose bekerja cepat dan akurat mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC) yang keluar bersama nafas seseorang dan muncul karena infeksi Covid-19. Pengaplikasiannya terhubung dengan sistem cloud computing untuk hasil diagnosis secara real time.

GeNose juga bisa bekerja secara paralel melalui proses diagnosis yang terpusat di dalam sistem sehingga validitas data terjaga dengan alat yang terhubung. Data yang terkumpul di dalam sistem dapat dimanfaatkan untuk pemetaan, pelacakan, dan pemantauan penyebaran pandemi secara aktual.

Uji kalibrasi GeNose sudah dilakukan memakai 600 sampel data valid di RS Bhayangkara Dan RS Lapangan Khusus Covid-19 Bambanglipuro di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Hasilnya, akurasi mencapai 97 persen.

Desain GeNose yang handy juga menjadi kelebihan alat ini. Penggunaannya semakin efisien karena bisa dioperasikan seseorang secara mandiri.

Saat ini, GeNose memasuki tahap uji klinik yang dilakukan bertahap dan tersebar di sejumlah RS di Indonesia. Jika sudah melewati semua tahap pengujian, GeNose diharapkan bisa dihilirkan untuk membantu penanganan Covid-19 sebelum akhir 2020. (Switzy Sabandar)



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x