Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Ekonomi Indonesia Diprediksi Minus 1,1 hingga 0,2 Persen pada Akhir 2020

Kompas.tv - 15 September 2020, 16:28 WIB
ekonomi-indonesia-diprediksi-minus-1-1-hingga-0-2-persen-pada-akhir-2020
Menko Perekonomian RI Airlangga Hartarto. Ekonomi Indonesia Diprediksi Minus 1,1 hingga 0,2 Persen pada Akhir 2020. (Sumber: Youtube KompasTV)
Penulis : Fadhilah

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir 2020 tampaknya akan minus, yakni berada di rentang minus 1,1 persen hingga 0,2 persen.

Hal tersebut diakui Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

"Pemerintah sendiri perkirakan di akhir tahun pertumbuhan ekonomi minus 1,1 persen sampai 0,2 persen. Sedangkan prediksi di 2021 di dalam pembahasan APBN 2021 adalah 4,5 persen sampai 5,5 persen," katanya secara virtual, Selasa (15/9/2020), sebagaimana dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: Waswas Resesi, Presiden Jokowi: Pertumbuhan Ekonomi Harus Bangkit di Kuartal III

Kendati pada akhir tahun ini pertumbuhan ekonomi Indonesia masih rendah bahkan terkontraksi, namun menurut Airlangga, semua negara juga turut mengalami hal serupa.

Pertumbuhan ekonomi yang minus ini tak lain akibat dari pandemi virus corona (Covid-19) yang belum berakhir.

"Semua dunia alami kontraksi. Beberapa negara ASEAN seperti Malaysia kontraksi dalam minus 17,1 persen, Singapura minus 12 persen, Filipina minus 16 persen, India minus 18 persen. Namun kita lihat juga Indonesia yang list atau terkontraksi lebih rendah dari negara lain," terangnya.

Beberapa lembaga internasional pun turut memprediksikan pertumbuhan ekonomi RI tahun ini.

"Oleh karena itu, kita juga melihat beberapa proyeksi dari lembaga untuk 2021. IMF prediksi Indonesia di tahun 2020 year to date minus 5,3 persen tapi forecast di 2021 6,1 persen," ungkap Airlangga.

"World Bank perkirakan nol atau netral di 2020, namun di 2021 4,8. ADB dari minus 1 persen di 2020 dan 2021 5,3. OECD perkirakan minus 3,9 persen smpai minus 2,8 sedangkan di tahun 2021 2,6 sampai dengan 5,2 persen," sambungnya.

Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa Minus 2 Persen di Kuartal III 2020

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi minus akibat pandemi virus corona (Covid-19). (Sumber: Shutterstock/Lightspring/Kompas.com)

Sementara pada kuartal II 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pertumbuhan ekonomi RI minus hingga 5,32 persen.

Secara kuartalan, ekonomi terkontraksi 4,19 persen dan secara kumulatif terkontraksi 1,26 persen.

Kontraksi ini lebih dalam dari konsensus pasar, maupun ekspektasi pemerintah dan Bank Indonesia di kisaran 4,3 persen hingga 4,8 persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, ekonomi Indonesia berdasarkan PDB kuartal II atas dasar harga berlaku mencapai Rp 3.687,7 triliun.

Sementara itu, berdasarkan harga dasar konstan dengan tahun dasar 2010 adalah Rp 2.589,6 triliun.

Baca Juga: Presiden Joko Widodo: Pertumbuhan Ekonomi Papua dan Papua Barat Positif, yang Lain Negatif

 



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.