Kompas TV nasional peristiwa

MUI Curigai Penusukan Syekh Ali Jaber Sebagai Aksi Teror

Kompas.tv - 14 September 2020, 14:40 WIB
mui-curigai-penusukan-syekh-ali-jaber-sebagai-aksi-teror
Ilustrasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) (Sumber: galamedianews)

 

JAKARTA, KOMPAS.TV - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mencurigai penusukan ulama Syekh Ali Jaber bukan merupakan peristiwa biasa, melainkan sebagai aksi teror.

"Saya melihat ini adalah aksi teror terhadap kegiatan dakwah, kegiatan kemasyarakatan," kata Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Asrorun Niam Sholeh kepada Kompas TV, Senin (14/9/2020).

Untuk itu, Asrorun meminta aparat penegak hukum melakukan langkah cepat dan tepat untuk mengungkap pihak-pihak yang berada di balik aksi teror ini.

"Salah satu tugas negara adalah menjamin rasa aman. Aksi teror ini harus diungkap untuk menjamin rasa aman masyarakat," tegasnya.

Baca Juga: Polisi Dalami Motif Penusukan Syekh Ali Jaber

Sementara, Sekjen MUI Anwar Abbas menginginkan dibentuknya tim investigasi atau tim pencari fakta terkait peristiwa ini. Karena menurutnya, penyerangan terhadap ulama bukan kali ini saja terjadi.

Setiap peristiwa penyerangan terhadap ulama selalu berujung dengan kesimpulan pelaku merupakan orang yang mengalami sakit jiwa.

"Saya terus terang merasa sangat terganggu dengan adanya pernyataan, bahwa katanya yang melakukan tindakan ini adalah orang gila," ujar Anwar kepada Kompas TV.

Anwar meminta para penegak hukum tidak terlalu cepat menyimpulkan pelaku penyerangan merupakan orang yang mengidap gangguan jiwa.

"Apakah ada persatuan orang gila di negeri ini dalam rapat mereka diputuskan bahwa musuhnya adalah para ulama dan dai?" tukasnya.

Baca Juga: Syekh Ali Jaber Ceritakan Insiden Penusukan yang Dialaminya

Oleh karena itu, tim investigasi diperlukan untuk mengungkap latar belakang penyerangan. Termasuk untuk mengetahui kebenaran bahwa pelaku penyerangan merupakan orang yang mengidap gangguan jiwa atau bukan.

"Apapun hasilnya, kita terima. Tapi kalau hasil yang didapat itu adalah berbeda dengan apa yang disampaikan pihak kepolisian, maka menurut saya harus dilakukan pendalaman lebih lanjut. Suapaya kita bisa menemukan inti masalah yang sebenarnya," tutur Anwar.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x