Kompas TV nasional peristiwa

Marah, Anggota DPR Marthen Douw Gebrak Meja Saat Rapat dengan Freeport

Kompas.tv - 28 Agustus 2020, 10:36 WIB
marah-anggota-dpr-marthen-douw-gebrak-meja-saat-rapat-dengan-freeport

 

Komisi V DPR menggelar rapat kerja membahas penanganan banjir di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (26/2/2020) (Sumber: kompas.com/Tsarina Maharani)
Penulis : Tito Dirhantoro

 

Komisi V DPR menggelar rapat kerja membahas penanganan banjir di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (26/2/2020) (Sumber: kompas.com/Tsarina Maharani)

JAKARTA, KOMPAS TV - Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR RI dengan Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta PT Freeport Indonesia pada Kamis, (27/08/2020) berlangsung panas.

Seorang Anggota Komisi VII DPR RI sempat marah. Bahkan menggebrak meja cukup keras saat berbicara menyampaikan pandangannya.

Adalah Marthen Douw, Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang melakukan hal tersebut.

Baca Juga: Muhammad Nasir Marah pada Bos Freeport Saat Rapat: Kalau Tidak Bisa Menghargai, Ngapain

Dia kecewa pada rapat tersebut karena tidak dihadiri oleh Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Clayton Allen Wenas atau dikenal Tonny Wenas. 

Tonny Wenas diketahui diwakilkan oleh Wakil Presiden Direktur Jenpino Ngabdi. Hal inilah yang menjadi pemicu kemarahan anggota dewan. Marthen mau Tonny Wenas yang hadir dalam rapat, bukan wakilnya.

"Misalnya rambutan di rumah saya dipanen tetangga saya. Marah tidak? Marah," kata Marthen di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta pada Kamis (27/08/2020).

Marthen meminta kepada pimpinan sidang yang saat itu bertugas yakni Wakil Ketua Komisi VII DPR RI dari Fraksi PAN, Eddy Soeparno, untuk menjadwal ulang rapat bersama PT Freeport Indonesia.

Baca Juga: Anggota DPR Usir Bos Inalum: Kurang Ajar Anda, Kalau Enggak Senang, Keluar!

"Sama pula Freeport dan Inalum ini pimpinan, mohon dijadwalkan (ulang). Saya sakit (hati), tolong betul, hormat pimpinan, jadwal ulang untuk hal ini," ucapnya.

Lebih lanjut, Marthen mengatakan, saat ini kemiskinan tertinggi ada di Papua, tempat perusahaan tambang emas itu berada.

Karena itu, ia merasa tidak terima kekayaan alam berupa emas dan lainnya yang dimiliki Papua malah dinikmati orang lain, sementara Papua miskin.

"Pedih sungguh mati Tuhan, saya pedih sakit. Saya punya rambutan dipanen orang, kan nggak boleh," kata Marthen.

Baca Juga: Erick Thohir Bela Orias Petrus Moedak yang Diusir Anggota DPR: Saya Percaya Dirut Inalum Sekarang



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x