Guru Dan Siswa Di Pinggir Hutan Jati Terkendala Gawai Untuk Belajar Daring

GROBOGAN, KOMPAS.TV-

Terkendala gawai dan sulitnya belajar daring (dalam jaringan) di kawasan pinggiran hutan, para siswa Madrasah Ibtidaiyyah Al Hidayah, Karang Rayung, Grobogan, terpaksa belajar secara luring (luar jaringan) atau tatap muka di rumah-rumah warga secara bergantian. 

Pandemi Covid-19 memang menyebabkan kesulitan dan kendala hampir semua sendi kehidupan masyarakat. Tak terkecuali aktifitas belajar mengajar para siswa, terutama bagi siswa sekolah dasar. Kenyataan inilah yang dialami para siswa Madrasah Ibtidaiyyah Al Hidayah. Para siswa yang sebagian besar tinggal di desa sekitar hutan jati di wilayah Karangrayung, kesulitan belajar secara daring. Mereka yang rata-rata berasal kalangan ekonomi menengah ke bawah, kesulitan mendapat alat belajar daring seperti smartphone. Tak hanya para siswa, sebagian guru pun mengeluhkan hal yang sama. Para guru di MI Al hidayah yang gajinya tentu beda dengan guru negeri, mengaku kesulitan mengajar secara daring karena tak memiliki gawai yang mumpuni untuk mengajar para siswa secara daring.

Akhirnya para guru dan siswa mengadakan belajar mengajar secara tatap muka secara bergantian, para siswa mendapat jadwal belajar dengan tatap muka di rumah warga. Dalam sehari para guru mengajar luring para siswa 2 hingga 3 lokasi berbeda di rumah warga yang sudah ditentukan. Para siswa pun mendapat pelajaran secara tatap muka dari guru. Namun, para siswa di tiap lokasi dibatasi jumlahnya, dan tetap menerapkan protokol kesehatan. Para guru mengajar materi-materi mata pelajaran pokok, seperti matematika. Karena dalam kondisi serba keterbatasan tidak mungkin mampu menyampaikan pelajaran secara penuh.

Aktifitas belajar tatap muka di rumah warga, baru dilaksanakan dalam 2 minggu ini. Sebelumnya para guru mendatangi satu per satu siswanya yang alami kesulitan belajar secara daring. Namun setelah mendapat ijin dari tim pengawas sekolah/ belajar secara tatap muka di rumah-rumah warga baru di laksanakan.