> >

Sebelum ke Demokrat, Moeldoko Pernah Minta Dukungan ke Jusuf Kalla untuk Jadi Ketum Golkar

Berita utama | 11 Maret 2021, 09:08 WIB
Moeldoko menggelar konferensi pers terkait tudingan dirinya melakukan upaya kudeta di Partai Demokrat. (Sumber: KompasTV)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko disebut memiliki keinginan kuat sejak lama untuk bisa berada di kekuasaan. Bahkan untuk keinginannya, Moeldoko pernah menemui Jusuf Kalla untuk bisa menjadi Ketua Umum Partai Golkar.

Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng dari tulisan Hamid Awaluddin seperti dalam tayangan Satu Meja The Forum Kompas.TV, Rabu (10/3/2021). “Pak Moeldoko itu dari dulu memang cari-cari kesempatan masuk dalam politik dan segala macam,” kata Andi Mallarangeng.

Baca Juga: Demokrat Kubu Moeldoko Bongkar Video SBY Ngaku Bukan Pendiri, Ini Petikan Kalimatnya

“Ada tulisan saudara Hamid Awaluddin mengatakan bahwa, pernah dia (Moeldoko -red) menemui Pak Jusuf Kalla untuk minta didukung menjadi Ketua Umum Partai Golkar. Jadi orang ini memang sejak dahulu punya nafsu syahwat kekuasaan,” lanjut Andi Mallarangeng.

Bagi Andi Mallarangeng, keinginan orang untuk berkuasa merupakan hal-hal yang wajar. Tetapi kemudian Andi menekankan kelaziman untuk berkuasa sepatutnya dilakukan dengan cara membuat partai sendiri.

“Nggak papa, kalau buat partai sendiri,” ujar Andi Mallarangeng.

Baca Juga: KLB Demokrat di Deli Serdang Ternyata Tak Kantongi Izin, Edy Rahmayadi Anggap Tidak Sah

Sementara itu, Pengamat Politik Burhanuddin Muhtadi mengkritisi langkah sejumlah mantan kader Partai Demokrat yang menunjuk Moeldoko menjadi Ketua Umum di Kongres Luar Biasa (KLB). Menurut Burhanuddin, runtutan kekecewaan yang dijabarkan mantan kader Partai Demokrat dengan menunjuk Moeldoko adalah cara penyelesaian tidak sesuai.

“Ketika persoalan itu dibawa ke KLB Deli Serdang, antara persoalan yang dijadikan dasar dengan kesimpulan untuk menunjuk Pak Moeldoko jadi Ketua Umum itu tidak nyambung, tidak klop,” kata Burhanuddin.

Semestinya, kata Burhanuddin, jika persoalan tersebut benar-benar seperti yang dijabarkan harusnya di bawa ke internal partai.

Penulis : Ninuk-Cucu-Suwanti

Sumber : Kompas TV


TERBARU