> >

Surat Kepada Presiden Macron

Beranda islami | 4 November 2020, 19:42 WIB
Sebuah pesan tertulis yang ditujukan kepada presiden Prancis Emmanuel Macron oleh mantan tawanan Mali, Shopie Petronin. (gambar ilustrasi) (Foto: John-Mark Smith, Pexels)

Sebuah pesan dilayangkan kepada presiden Prancis Emmanuel Macron, surat ini  diduga berasal dari Sophie Petronin, seorang wanita misionaris yang melakukan pekerjaan kemanusiaan, asal Prancis yang ditawan selama 4 tahun di Mali.

Surat ini disampaikan dalam bahasa Arab dan Prancis seperti dikutip dari situs La Nation pada Rabu 4 November yang berjudul La lettre de l’ancienne otage au Mali (Sophie Myriam Petronin) à Emmanuel Macron.

Pesan ini berbunyi,

Tuan Macron, 

“Dan keselamatan itu dilimpahkan kepada dia yang mengikuti petunjuk”

Saya mendengar bahwa Anda merasa heran bagaimana kisah seorang Sophie Petronin, penganut Katolik berkulit putih asli Prancis, bisa masuk Islam, setelah 75 tahun sebelumnya menganut agama Kristen dan dalam kurun waktu 4 tahun ditahan bersama orang-orang Muslim! Izinkan saya menjelaskannya kepada Anda dalam bahasa sederhana yang mudah dipahami.

Tuan Macron!

Ya benar, saya pernah menjadi tawanan orang-orang Muslim.
Namun, tak sekalipun mereka pernah melecehkan saya, dan hubungan mereka dengan saya seluruhnya bertabur rasa hormat dan harga diri. Mereka memberi saya makan dan minum, dan bahkan, meskipun aslinya mereka berada dalam kekurangan, mereka tetap mendahulukan diri saya dibanding diri mereka sendiri, dan tetap menghormati privasi saya hingga saya dibebaskan.

Tak seorang pun dari mereka pernah melakukan kekerasan verbal atau fisik pada saya, tak sekalipun jua mereka menghina agama saya, Yesus maupun Bunda Maria, semoga keselamatan dilimpahkan kepada mereka berdua, namun tidak sebagaimana mereka, penghinaan itu justru Anda lakukan kepada Nabi Muhammad, semoga sholawat dan salam senantiasa terlimpah atasnya.

Mereka tidak memaksakan Islam kepada saya, akan tetapi saya menyaksikan bagaimana perilaku mereka, mereka adalah orang-orang yang menyucikan diri dengan air, menghadap kepada Tuhannya melalui salat lima kali dalam sehari dan berpuasa di bulan Ramadhan.

Tuan Macron!

Betul memang, kaum Muslim di Mali adalah orang-orang miskin, negaranya juga miskin. Mereka tidak punya Menara Eiffel dan tidak tahu-manahu parfum Prancis sebagaimana kita, tetapi mereka lebih murni dari kita, baik tubuh maupun hati mereka. Betul memang, mereka tidak punya mobil mewah dan tidak tinggal di apartemen-apartemen yang menjulang tinggi, tetapi cita-cita mereka jauh melampaui awan, dan keyakinan mereka lebih kokoh dibanding jajaran gunung-gunung.

Tuan Macron!

Pernahkah sekali saja Anda mendengar Al-Qur'an yang dibacakan dengan begitu jelasnya oleh mereka, dalam salat-salat mereka, kala pagi dan petang?

Betapa indahnya bacaan tersebut! Meski Anda tidak mengerti apa maknanya, tubuh Anda akan bergetar dan bergetar lagi, tubuh Anda akan gemetar saat Anda mendengarkan mereka mengucapkan firman Tuhan yang telah mereka hafalkan di kepala-kepala mereka!

Saat Anda secara tidak sadar merasakan dan menyadari bahwa ini bukanlah ucapan manusia, tetapi sebuah melodi surgawi yang turun dari Langit, diri Anda akan berkeinginan dengan sendirinya untuk mencoba mencari tahu makna dari apa yang mereka lantunkan, pagi dan petang, dalam gita surgawi mereka!

Tuan Macron!

Pernahkah sekali saja Anda menyungkurkan wajah Anda karena Tuhan dan menjadikan kening Anda menyentuh tanah sembari berbisik kepada Tuhan perihal segala permasalahan Anda dan berterima kasih kepada-Nya atas segala berkat yang diberikan-Nya, sebagaimana yang mereka lakukan? Pernahkah Anda merasakan saat Tuhan begitu dekat dengan Anda dan Anda begitu dekat-Nya?

Tuan Macron!

Wanita-wanita disana memang hitam layaknya arang, tetapi hati mereka seputih susu. Pakaian mereka memang sederhana, tapi di mata masyarakat mereka, mereka adalah yang hal terindah di dunia ini. Mereka tidak bergaul dengan lelaki asing, tidak pula bercampur dengan mereka dan tidak memasukkan lelaki asing ke dalam rumah-rumah mereka, jika suami sedang tidak berada di rumah. Mereka tidak mabuk, tidak berjudi, dan tidak berzina!

Penulis : Agung-Pribadi

Sumber : Kompas TV


TERBARU